Belajar matematika
yuuk..
Dear bu mingga..
Assalamu’alaikum
ibu.. iyah semoga kabarnya masih baik dan dalam lindungan Allah yah.. eits
jangan lupa senyumnya.. ups tuh kan tambah cantik. Karna yang di minta tugasnya
berupa seperti diary, maka tidak terlalu aku formalkan. Karna yuli memang suka
nulis diary walaupun yang harus di tulis sebenarnya ada rasa keberatan bagiku,
sejujurnya matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit untuk nongkrong di
otakku. Namun, aku akan menceritakan banyak hal terkait dengan pembelajaran
matematika yang ternyata lebih menarik dari pelajaran yang aku sukai, yaitu
pelajaran agama yang tanggung jawabnya “dunia akhirat”. Jika belajar di kelas
ada banyak hal yang membuatku terkadang minder dengan teman-teman lain yang
lebih aktif dalam pelajaran matematika, karna terus terang aku ingin tau lebih
dalam tentang materi yang sedari SD aku hindari, bukan karna hausku pada nilai,
tapi karna rasa takutku tak mampu memberikan yang terbaik untuk murid-muridku
kelak. Jadi ku rasa, setelah ini ada pertimbangan dari ibu mengenai hal itu,
walau terlalu lancing, mohon maaf!.
Aku
ingin bercerita dulu sebelum aku tulis pengalamanku mengajar matematika. Sejak
aku berada di sumenep, aku sering memeberikan “belajar terbuka” dengan
anak-anak SD kompleks, banyak hal yang aku temui selain mengenal karakter anak
yang berbeda, kecerdasan yang dimiliki, pun terkait dengan pelajaran-pelajaran
SD yang mampu menjadikanku “gengsi” jika tak tahu menjawab di depan
adik-adikku. Bertukar informasi dengan mereka itu menarik. Tak jarang mereka
sering datang ke kosku setelah pulang ngaji ketika ada PR, UAS, atau sekedar
ingin mengerjakan tugas. Namun dari dulu yang selalu aku tolak dari mereka
ketika ‘mereka ingin belajar matematika’, aku selalu menolaknya, karna selain
aku memang tak tahu, aku tak ingin memberitahukan hal yang salah pada mereka.
Ini adalah alasanku ingin tahu “matematika”, bimbing aku yah buuu…
Sebenarnya
aku ingin mereka yang masuk dalam tulisanku kali ini, tapi sekali lagi aku
takut. Alasannya kelas mereka banyak yang tinggi, mustahil jika aku mengajarkan
langsung pada yang tinggi sedang kemampuanku masih tidak seberapa, bahkan tak
ada.
Nah,
langsung yang menjadi talent-ku ponakanku yang ada di rumah:
Nama:
Farida Nuril Azkiya’
Kelas:
1 (satu)
Sekolah:
SDI Mabdaul Falah, Sumenep
Dia
adalah ponakanku sendiri, yang sering sekali aku temui di rumah. Hehe ya
namanya juga serumah. Dia aktif, banyak bertanya, pun lekas nangkep apa yang di
terangkan orang. Nah, yang selanjutnya juga ponakanku tapi dari sepupu:
Nama:
Ahmad Danil Mafaiz
Kelas:
2 (dua)
Sekolah:
SDN Kertagena Laok, Pamekasan
Dia
tidak serumah denganku, tapi sekolahnya deket dengan rumahku. Juga selalu main
ke rumah untuk sekedar main sama ponakanku (aurel). Mereka juga sering
berkompetisi dalam banyak hal, termasuk pelajaran, juz tertinggi saat ngaji.
Langsung
saja, saat aku ingin mengajar matematika mereka berdua tak berminat sedikitpun,
entahlah. Namun saat asyik-asyiknya main aku menghampiri mereka dengan
memberikan soal yang menarik namun tidak banyak untuk di jawab, itu berupa
materi “Bilangan Bulat”.
Ternyata
mereka lebih sumringah dan semangat dalam mengerjakan tugas, karna selain
belajar bersama sambil bermain, juga ada rival untuk belajar yang aku rasa tak
ingin kalah dengan lawannya. Soal-soalnya adalah sebagai berikut:
1.
12+13=…
2.
Aurel punya boneka 3, diambil nada 2.
Ada berapakah sisanya?
3.
6-3=…
4.
Andi punya gambar balveer 7, diambil
Danil 5. Berapakah sisanya?
5.
19+24=…
6.
5-4=…
Kemudian
setelah mereka menjawab, aku tukar kertas jawaban mereka untuk di koreksi dan
di perbaiki bersama. Jawaban masing-masing dari mereka semuanya benar. Setelah
itu sambil lalu ku berikan arahan bagaimana cara belajar bilangan bulat untuk
memudahkan dan menjadikan mereka tak pernah menganggap pelajaran matematika
sebagai materi “yang dimusuhi”.
Aku
juga menggunakan beberapa media yang tersedia di sekitar, juga yang sering
mereka mainkan. Ada permainan daku, ada gambar kartun, juga alat hitung. Selain
membantu mereka untuk menghitung yang semisal tak cukup dari jumlah jari yang
dimiliki, pun membantu mereka untuk mengerti bahwa untuk belajar menghitung
juga bisa dengan alat dan media apa saja, termasuk mainan. Menyenangkan bukan?
Iya dong! Hehe… ini media untuk mereka menghitung mudah, yaitu biji daku.
Untuk
selanjutnya, ku berikan kesempatan mereke membuat soal untuk di tukar dan di
jawab oleh lawan. Jelas lebih semangat, karna walaupun beda kelas, ternyata
buku yang di pelajari tak sama dengan yang mereka pelajari di sekolah
masing-masing, tentu ini membuat mereka semakin tertarik untuk ingin saling
memberikan soal. Hihi.. semangat yang ponakan-ponakanku. Menariknya, soal yang
di berikan aurel buat danil, tak pernah di pelajari oleh danil walaupun
sebenarnya cara memecahkan masalh bilangan bulat nya itu sama. Juga yang di
berikan danil asing bagi aurel karna selain ia tak di pelajari, mungkin baru
sekarang melihat soal se seram itu.. emangnya horror? Hehe.. salah satu soal
nya:
1. 4+1+1=…
2. 9-2-1=…
3. 20-5-5=..
Ini
yang membuat si danil repot, karna walaupun menurutnya sama saja dalam
mengerjakan ternyata itu bukan yang dimaksud aurel. Dan disini mereka bertukar
informasi untuk mempertanggung jawabkan soal yang di buat mereka dengan
bimbinganku. Dan, soal yang di berikan danil juga tak kalah seru, mungkin
selain ia merasa tak nyaman dengan soal yang di berikan aurel, ia juga ingin
membalas kalik yahh.. hehe.. ini salah satu soalnya:
3-4=…
Hah
ini dia yang membuat aurel kaget. Ternyata ia piker, hanya angka yang lebih tinggi-lah
yang boleh di tempatkan dalam pengurangan. Juga ia merasa tak ada jalan keluar
untuk memecahkan soal itu. Dan lagi-lagi disana kita bertukar informasi, aku
ingat dengan penjelasan ibu mengenai garis
bilangan yang ternyata dapat membantu untuk memecahkan masalah mereka. Ku
jelaskan pada mereka, bagaimana cara mudah untuk menjawab jika ada soal serupa
dengan itu tanpa perlu berpikir bahwa angka yang paling tinggi harus berada di
garda depan untuk soal ‘pengurangan’.
Selanjutnya
aku membimbing mereka dalam memberikan nilai tentang soal yang mereka berikan.
Aku menjelaskan banyak hal tentang Bilangan
Bulat untuk memberikan stimulus pada mereka tentang yang belum di pahami,
dan insyaAllah walaupun pelajaran yang kuberikan masih dalam materi ‘dasar’ namun
InsyaAllah aku mampu menjadikan mereka lebih paham bukan menghafal namun
“mengerti”. Alhamdulillah.. usahaku yang kali ini berhasil tuhan, pasti bu
mingga senengm, karna pelajaran SD yang sudah aku lupakan itu dapat aku pahami
lagi dengan bantuan bu mingga di bangku kuliah. Semoga engkau membalas dengan
pahala yang tetap mengalir hingga kita berkumpul di syurga-mu Ya allah.
Banggaku bukan karna aku telah berhasil menjadikan mereka paham, namun lebih
pada aku tak sia-sia di bilang “mahasiswa” juga manfaatku pada adek-adek di
sekitarku, semoga berkah.. pahalanya masih tetap utuh untuk bu mingga. Huwfft..
ya Allah, sebenarnya mulai berkaca mataku saat menulis ini. Karna saking
banggaku berhasil menerapkan materi matematika. Satu kalimat saja, yuli sayang
ibu.. J
Oh
iya, ibu jangan berhenti dulu membaca tulisanku. Karna aku tak hanya berhasil
dalam mengajar bilangan bulat, tapi juga bangun
ruang, insyaAllah. Nah, kali ini waktu aku pulang ke rumah kan si Aurel
lagi mau UAS tuh, kebetulan banget materi yang akan di bahas besok tentang
“matematika”. Alhamdulillah.. tantangan juga buatku jika tak dapat membantu
ponakanku belajar, karna tanggung jawabnya jika tak bisa menjawab esok, pasti
aku yang di salahin.. hemppt mewek banget tau ga siih.. ah, gak penting yang
penting aku mau coba dulu nih pemirsa.. hihi..
Satu
dua bab mungkin aku masih merasa biasa saja karna soalnya tentang bilangan
bulat. Oh.. insyaallah paham adekku. Eits tapi di bagian hamper bab terakhir
ada si bangun ruang tuh. Eh ini kan baru di pelajari kemarin. Untung yang
ditanya hanya menentukan sisi dan nama bangun ruang, insya allah bisa kok bu..
masih ingat dikit-dikit, walau yang ku berikan dan ajarkan tak seluas bilangan
bulat, namun insyaallah cukup membantu untuk persiapan uas ponakanku.
Esok
harinya..
Eh
kabar bahagia! Ternyata soal yang di jawab ponakanku, si aurel hanya salah
satu. Itupun karna memang karakter melekat yang ada pada dia, terlalu
terburu-buru jika melihat temennya ada yang sudah selesai duluan. Eman kan buu?
Cuma salahnya dari sekolah, belum di pelajari. Makanya saat aku berikan
pemahaman tentang yang belum ia pelajarai, ia tidak spontan menagkap
perkataanku, karna katanya “bukan ustadzah” yang bilang. Ih dia gak percayaan
sih.. memang untuk semua calon guru, apapun yang di lakukan dan di katakana
olehmu sangat berpengaruh bagi perkembangan dan pengetahuan anak. Jadi, berikan
pemahaman dan pengetahuan yang terbaik bagi mereka. Jangan meniru kasus-kasus
yang lagi tren sekarang tentang penyiksaan pada murid. Oh no! murid untuk
dilindungi, dicintai, dan perhatiin, bukan disiksa. Emang anak lu? Hehe.. gak
lah yah bercanda. Tapi memperbaiki generasi selanjutnya dengan pengetahuan yang
baik itu adalah guru yang pantas dikatakan guru. Setuju?
Oke
selanjutnya, aku informasikan juga pada aurel dan danil trentang bangun ruang.
Namun hanya sampai pada “segitiga” saja, setelah itu keburu adzan ashar. Yang
mengharuskan aku untuk ke hataman meninggalkan mereka belajar sendiri di rumah.
Eh jangan salah, aku berikan mereka kesempatan untuk belajar sambil bermain
yah,, bukan lantas ditinggalkan tanpa tindak lanjut. Karna setelah pulang dari
hataman, aku berikan soal pada mereka dengan cara “tebak-tebakan” mengenai apa
yang telah di pelajari oleh kita bersama sebelumnya. Woowww lebih semangat tuh
bu mereka-ku. Aku iming-imingi poin yang banyak. Mereka semangat menjawab
soalku tentang pengurangan, penjumlahan, dan bangun ruang yang sedikit saja
mereka tahu. Ternyata pemenangnya si aurel. Dan tebak-tebakan berlanjut sampai
pelajaran agama, bahasa inggris, ipa, dll. Ini menjadi satu trikku untuk
menjadikan mereka menunggu-nunggu momen seru seperti itu. Lebih asyik belajar,
semangat, dan lup yu ponakan-ponakanku..
Udah
segitu aja yah bu.. ucapan terimakasihku yang sebesar-besarnya aku berikan
paling tinggi pada bu mingga, udah memberikan pelejaran bagiku yang paling
“anti matematika” walaupun sedikit semoga bermanfaat yah buu.. miss yu, assalamu’alaikum..
Dokumentasinya ini..
Mereka
sedang bekerja sama dalam mengerjakan soal
Mereka
mengerjakan soal,
Ini
lain-lainnya:
Nah,
ini dia gurunya: hehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar