Post Top Ad

Pengikut

Kamis, 13 April 2017

matematic education



Belajar matematika yuuk..

Dear bu mingga..
Assalamu’alaikum ibu.. iyah semoga kabarnya masih baik dan dalam lindungan Allah yah.. eits jangan lupa senyumnya.. ups tuh kan tambah cantik. Karna yang di minta tugasnya berupa seperti diary, maka tidak terlalu aku formalkan. Karna yuli memang suka nulis diary walaupun yang harus di tulis sebenarnya ada rasa keberatan bagiku, sejujurnya matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit untuk nongkrong di otakku. Namun, aku akan menceritakan banyak hal terkait dengan pembelajaran matematika yang ternyata lebih menarik dari pelajaran yang aku sukai, yaitu pelajaran agama yang tanggung jawabnya “dunia akhirat”. Jika belajar di kelas ada banyak hal yang membuatku terkadang minder dengan teman-teman lain yang lebih aktif dalam pelajaran matematika, karna terus terang aku ingin tau lebih dalam tentang materi yang sedari SD aku hindari, bukan karna hausku pada nilai, tapi karna rasa takutku tak mampu memberikan yang terbaik untuk murid-muridku kelak. Jadi ku rasa, setelah ini ada pertimbangan dari ibu mengenai hal itu, walau terlalu lancing, mohon maaf!.
Aku ingin bercerita dulu sebelum aku tulis pengalamanku mengajar matematika. Sejak aku berada di sumenep, aku sering memeberikan “belajar terbuka” dengan anak-anak SD kompleks, banyak hal yang aku temui selain mengenal karakter anak yang berbeda, kecerdasan yang dimiliki, pun terkait dengan pelajaran-pelajaran SD yang mampu menjadikanku “gengsi” jika tak tahu menjawab di depan adik-adikku. Bertukar informasi dengan mereka itu menarik. Tak jarang mereka sering datang ke kosku setelah pulang ngaji ketika ada PR, UAS, atau sekedar ingin mengerjakan tugas. Namun dari dulu yang selalu aku tolak dari mereka ketika ‘mereka ingin belajar matematika’, aku selalu menolaknya, karna selain aku memang tak tahu, aku tak ingin memberitahukan hal yang salah pada mereka. Ini adalah alasanku ingin tahu “matematika”, bimbing aku yah buuu…
Sebenarnya aku ingin mereka yang masuk dalam tulisanku kali ini, tapi sekali lagi aku takut. Alasannya kelas mereka banyak yang tinggi, mustahil jika aku mengajarkan langsung pada yang tinggi sedang kemampuanku masih tidak seberapa, bahkan tak ada.
Nah, langsung yang menjadi talent-ku ponakanku yang ada di rumah:
Nama: Farida Nuril Azkiya’
Kelas: 1 (satu)
Sekolah: SDI Mabdaul Falah, Sumenep
Dia adalah ponakanku sendiri, yang sering sekali aku temui di rumah. Hehe ya namanya juga serumah. Dia aktif, banyak bertanya, pun lekas nangkep apa yang di terangkan orang. Nah, yang selanjutnya juga ponakanku tapi dari sepupu:

Nama: Ahmad Danil Mafaiz
Kelas: 2 (dua)
Sekolah: SDN Kertagena Laok, Pamekasan
Dia tidak serumah denganku, tapi sekolahnya deket dengan rumahku. Juga selalu main ke rumah untuk sekedar main sama ponakanku (aurel). Mereka juga sering berkompetisi dalam banyak hal, termasuk pelajaran, juz tertinggi saat ngaji.
Langsung saja, saat aku ingin mengajar matematika mereka berdua tak berminat sedikitpun, entahlah. Namun saat asyik-asyiknya main aku menghampiri mereka dengan memberikan soal yang menarik namun tidak banyak untuk di jawab, itu berupa materi “Bilangan Bulat”.
Ternyata mereka lebih sumringah dan semangat dalam mengerjakan tugas, karna selain belajar bersama sambil bermain, juga ada rival untuk belajar yang aku rasa tak ingin kalah dengan lawannya. Soal-soalnya adalah sebagai berikut:
1.                  12+13=…
2.                  Aurel punya boneka 3, diambil nada 2. Ada berapakah sisanya?
3.                  6-3=…
4.                  Andi punya gambar balveer 7, diambil Danil 5. Berapakah sisanya?
5.                  19+24=…
6.                  5-4=…
Kemudian setelah mereka menjawab, aku tukar kertas jawaban mereka untuk di koreksi dan di perbaiki bersama. Jawaban masing-masing dari mereka semuanya benar. Setelah itu sambil lalu ku berikan arahan bagaimana cara belajar bilangan bulat untuk memudahkan dan menjadikan mereka tak pernah menganggap pelajaran matematika sebagai materi “yang dimusuhi”.
Aku juga menggunakan beberapa media yang tersedia di sekitar, juga yang sering mereka mainkan. Ada permainan daku, ada gambar kartun, juga alat hitung. Selain membantu mereka untuk menghitung yang semisal tak cukup dari jumlah jari yang dimiliki, pun membantu mereka untuk mengerti bahwa untuk belajar menghitung juga bisa dengan alat dan media apa saja, termasuk mainan. Menyenangkan bukan? Iya dong! Hehe… ini media untuk mereka menghitung mudah, yaitu biji daku.
Untuk selanjutnya, ku berikan kesempatan mereke membuat soal untuk di tukar dan di jawab oleh lawan. Jelas lebih semangat, karna walaupun beda kelas, ternyata buku yang di pelajari tak sama dengan yang mereka pelajari di sekolah masing-masing, tentu ini membuat mereka semakin tertarik untuk ingin saling memberikan soal. Hihi.. semangat yang ponakan-ponakanku. Menariknya, soal yang di berikan aurel buat danil, tak pernah di pelajari oleh danil walaupun sebenarnya cara memecahkan masalh bilangan bulat nya itu sama. Juga yang di berikan danil asing bagi aurel karna selain ia tak di pelajari, mungkin baru sekarang melihat soal se seram itu.. emangnya horror? Hehe.. salah satu soal nya:
1.      4+1+1=…
2.      9-2-1=…
3.      20-5-5=..
Ini yang membuat si danil repot, karna walaupun menurutnya sama saja dalam mengerjakan ternyata itu bukan yang dimaksud aurel. Dan disini mereka bertukar informasi untuk mempertanggung jawabkan soal yang di buat mereka dengan bimbinganku. Dan, soal yang di berikan danil juga tak kalah seru, mungkin selain ia merasa tak nyaman dengan soal yang di berikan aurel, ia juga ingin membalas kalik yahh.. hehe.. ini salah satu soalnya:
3-4=…
Hah ini dia yang membuat aurel kaget. Ternyata ia piker, hanya angka yang lebih tinggi-lah yang boleh di tempatkan dalam pengurangan. Juga ia merasa tak ada jalan keluar untuk memecahkan soal itu. Dan lagi-lagi disana kita bertukar informasi, aku ingat dengan penjelasan ibu mengenai garis bilangan yang ternyata dapat membantu untuk memecahkan masalah mereka. Ku jelaskan pada mereka, bagaimana cara mudah untuk menjawab jika ada soal serupa dengan itu tanpa perlu berpikir bahwa angka yang paling tinggi harus berada di garda depan untuk soal ‘pengurangan’.
Selanjutnya aku membimbing mereka dalam memberikan nilai tentang soal yang mereka berikan. Aku menjelaskan banyak hal tentang Bilangan Bulat untuk memberikan stimulus pada mereka tentang yang belum di pahami, dan insyaAllah walaupun pelajaran yang kuberikan masih dalam materi ‘dasar’ namun InsyaAllah aku mampu menjadikan mereka lebih paham bukan menghafal namun “mengerti”. Alhamdulillah.. usahaku yang kali ini berhasil tuhan, pasti bu mingga senengm, karna pelajaran SD yang sudah aku lupakan itu dapat aku pahami lagi dengan bantuan bu mingga di bangku kuliah. Semoga engkau membalas dengan pahala yang tetap mengalir hingga kita berkumpul di syurga-mu Ya allah. Banggaku bukan karna aku telah berhasil menjadikan mereka paham, namun lebih pada aku tak sia-sia di bilang “mahasiswa” juga manfaatku pada adek-adek di sekitarku, semoga berkah.. pahalanya masih tetap utuh untuk bu mingga. Huwfft.. ya Allah, sebenarnya mulai berkaca mataku saat menulis ini. Karna saking banggaku berhasil menerapkan materi matematika. Satu kalimat saja, yuli sayang ibu.. J
Oh iya, ibu jangan berhenti dulu membaca tulisanku. Karna aku tak hanya berhasil dalam mengajar bilangan bulat, tapi juga bangun ruang, insyaAllah. Nah, kali ini waktu aku pulang ke rumah kan si Aurel lagi mau UAS tuh, kebetulan banget materi yang akan di bahas besok tentang “matematika”. Alhamdulillah.. tantangan juga buatku jika tak dapat membantu ponakanku belajar, karna tanggung jawabnya jika tak bisa menjawab esok, pasti aku yang di salahin.. hemppt mewek banget tau ga siih.. ah, gak penting yang penting aku mau coba dulu nih pemirsa.. hihi..
Satu dua bab mungkin aku masih merasa biasa saja karna soalnya tentang bilangan bulat. Oh.. insyaallah paham adekku. Eits tapi di bagian hamper bab terakhir ada si bangun ruang tuh. Eh ini kan baru di pelajari kemarin. Untung yang ditanya hanya menentukan sisi dan nama bangun ruang, insya allah bisa kok bu.. masih ingat dikit-dikit, walau yang ku berikan dan ajarkan tak seluas bilangan bulat, namun insyaallah cukup membantu untuk persiapan uas ponakanku.
Esok harinya..
Eh kabar bahagia! Ternyata soal yang di jawab ponakanku, si aurel hanya salah satu. Itupun karna memang karakter melekat yang ada pada dia, terlalu terburu-buru jika melihat temennya ada yang sudah selesai duluan. Eman kan buu? Cuma salahnya dari sekolah, belum di pelajari. Makanya saat aku berikan pemahaman tentang yang belum ia pelajarai, ia tidak spontan menagkap perkataanku, karna katanya “bukan ustadzah” yang bilang. Ih dia gak percayaan sih.. memang untuk semua calon guru, apapun yang di lakukan dan di katakana olehmu sangat berpengaruh bagi perkembangan dan pengetahuan anak. Jadi, berikan pemahaman dan pengetahuan yang terbaik bagi mereka. Jangan meniru kasus-kasus yang lagi tren sekarang tentang penyiksaan pada murid. Oh no! murid untuk dilindungi, dicintai, dan perhatiin, bukan disiksa. Emang anak lu? Hehe.. gak lah yah bercanda. Tapi memperbaiki generasi selanjutnya dengan pengetahuan yang baik itu adalah guru yang pantas dikatakan guru. Setuju?
Oke selanjutnya, aku informasikan juga pada aurel dan danil trentang bangun ruang. Namun hanya sampai pada “segitiga” saja, setelah itu keburu adzan ashar. Yang mengharuskan aku untuk ke hataman meninggalkan mereka belajar sendiri di rumah. Eh jangan salah, aku berikan mereka kesempatan untuk belajar sambil bermain yah,, bukan lantas ditinggalkan tanpa tindak lanjut. Karna setelah pulang dari hataman, aku berikan soal pada mereka dengan cara “tebak-tebakan” mengenai apa yang telah di pelajari oleh kita bersama sebelumnya. Woowww lebih semangat tuh bu mereka-ku. Aku iming-imingi poin yang banyak. Mereka semangat menjawab soalku tentang pengurangan, penjumlahan, dan bangun ruang yang sedikit saja mereka tahu. Ternyata pemenangnya si aurel. Dan tebak-tebakan berlanjut sampai pelajaran agama, bahasa inggris, ipa, dll. Ini menjadi satu trikku untuk menjadikan mereka menunggu-nunggu momen seru seperti itu. Lebih asyik belajar, semangat, dan lup yu ponakan-ponakanku..
Udah segitu aja yah bu.. ucapan terimakasihku yang sebesar-besarnya aku berikan paling tinggi pada bu mingga, udah memberikan pelejaran bagiku yang paling “anti matematika” walaupun sedikit semoga bermanfaat yah buu.. miss yu, assalamu’alaikum..
Dokumentasinya ini..
Mereka sedang bekerja sama dalam mengerjakan soal
Mereka mengerjakan soal,
Ini lain-lainnya:
Nah, ini dia gurunya: hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar