Post Top Ad

Pengikut

Kamis, 13 April 2017

kolaborasi permainan Vs Budaya



Permainan Tradisional

Perkembangan teknologi terjadi seiring perkembangan sumber daya manusia yang semakin tajam dalam dunia pengetahuan. Dalam perkembangan ini terdapat beberapa dampak yang terjadi dengan adanya perkembangan teknolgi. Salah satu dampak negative yang mungkin sudah tak asing lagi bagi khalayak umum. Diantaranya  mudahnya mengakses informasi-informasi yang berbahaya bagi perkembangan otak seperti pornografi, penjualan barang-barang terlarang dengan lebih cepat dan mudah (napza), dan lain sebagainya. Hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam mempersiapkan generasi emas. Selain itu juga terdapat manfaat-manfaat positif seperti mudahnya mendapatkan informasi, pengetahuan, dll. Yang menjadi sasaran dari kemajuan teknologi bukan hanya orang dewasa dan remaja saja, melainkan juga anak-anak yang saat dunia bermainnya sudah direbut dan dikuasai juga oleh dunia teknologi seperti nge-game online, dll.
Dalam hal ini bukan lantas permainan teknologi bagi anak-anak tidak baik. Tetapi harus terdapat batasan dalam memakainya termasuk pengawasan orang tua juga sangat penting dalam hal ini. Karena jika tidak demikian, bisa saja anak-anak akan mencari tahu hal lain sendiri dengan didorong rasa penasarannya. Orang tua setidaknya meluangkan waktu untuk bermain bersama anak-anaknya dengan memberikan alternative permainan yang langsung tersentuh dengan alam tanpa menghilangkan kebahagiaannya. Jika kita flash back pada masa lalu tentu orang tua tak perlu terlalu khawatir tentang perkembangan anak lewat pergaulan dalam bermain. Hanya mengantisipasi keamanan saja. Permainan dulu selain melatih jiwa social pada diri anak-anak (karena bermain dengan teman sebaya, anak tetangga) juga tidak usah mengkhawatirkan bahaya akan mentalnya. Ingin rasanya menerapkan permainan-permainan masa lalu di era digital ini. Jika memang sulit untuk dilakukan di lingkungan mereka, setidaknya mampu dipraktekkan saat proses belajar di sekolah (belajar sambil bermain). Barangkali bisa menjadi bekal untuk saya dan teman-teman sekalian dalam mempersiapkan system pembelajaran yang menyenagkan. Berikut beberapa permainan tradisional di daerah saya, pamekasan.
v  Permainan sarinandi
Jenis permainan: dilakukan oleh dua orang atau lebih (maksimal 4 orang) dengan cara setiap anak yang bermain ini harus memiliki 2 batu yang menjadi kebanggaannya. Setelah itu batu dibaris di hadapan siempunya, kemudian dipindah pada teman lain sembari bernyanyi
Sarinandi putri sarinandi mengapanye ngisma tamu bengka.. mengapanye ngisma tamu bengka..
Ketika lagu itu sudah berhenti, maka batu yang dipindah juga harus berhenti. Kemudian yang batunya tepat di lawan main (buka di hadapannya), maka anak yang punya batu itu dinyatakan kalah dan batu ini mesti di taruh (berarti jagoan batunya tinggal satu). Kemudian bernyanyi lagi.. begitulah seterusnya…
v  Tik titik buteng
Jenis permainan: dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan cara membuka kedua tangan dan disandarkan ke lantai. Kemudian ada salah satu yang menunjuk jari dari semua pemain sambil lau menyanyikan lagu ini;
Tik titik buteng.. butenga nangku-nangku buk siro kembang nopo..
Kemudian yang jarinya ditunjuk sampai pada lagu terakhir, maka jarinya harus dilipat satu. Dan begitulah seterusnya bermain sampai semua jari terlipat. Dan yang kebagian terlipat bagian terakhir, berarti dialah pemenangnya.
v  Putri Nagasari
Jenis permainan: permainan ini dilakukan oleh tiga orang atau empat orang dengan cara memainkan kedua tangan (seperti sedang tos dua tangan) ke lawan main secara bergantian sembari bernyanyi..
Putri ala putri nagasari… liwa liwa liwa kacamatan…. tolan nawan nawan tellu ngantri… siyono masih kecil dadi opoo..
Ketika tangan sampai pada yang kena lagu terakhir, maka anak itu harus menyebutkan cita-citanya. Jika sudah, permainan di ulang dan begitu seterusnya.
Saya tidak akan pernah bosan membagikan pengalaman bermain yang pernah popular pada masa kecil saya di daerah saya pula. Selanjutnya, kita lanjut.. masih tentang dunia bermain..

v  Maryam-maryam
Jenis permainan: dimainkan oleh lima orang atau lebih (lebih banyak lebih seru). Satu orang menjadi maryam miskin, dan selebihnya menjadi maryam kaya. Anak satu orang bernyanyi sendiri, sedang yang lain berpegangan tangan membentuk saf. Kemudia bernyanyi seperti saling sahut antara anak yang satu dengan yang lainnya.
Maryam miskin: saya ini orang miskin maryam-maryam.. (sambil lalu maju mundur)
Maryam kaya: saya ini orang kaya maryam-maryam.. (juga maju mundur)
Maryam miskin: saya minta anak satu maryam-maryam
Maryam kaya: yang bernama siapa.. maryam-maryam..
Maryam miskin: yang bernama fina (harus menyebutkan nama dan harus tahu semua nama temannya) dan begitulah seterusnya sampai maryam kaya tidak kehilangan teman-temannya lalu meminta teman lagi pada yang kaya.
v  Tak janggu ting-ting
Jenis permainan: permainan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara saling berpegangan tangan sesame teman. Dan memasukkan satu kaki pada tangan teman yang pegangan, sampai semua anak memiliki tempat untuk satu kakinya. Kemudian setelah semua masuk, bertepuk tangan sambil lompat kecil ditempat dengan berkeliling. Tepuk tangan sambil bernyanyi;
Tak janggu ting-ting.. tak janggu kacang ghuring..
Begitulah seterusnya sampai semua anak merasa senang dan lelah untuk berhenti bermain..
v  Si-solasi
Jenis permainan: dilakukan oleh dua orang tidak boleh lebih. Dengan cara pertama-tama, satu jari persatu tangan di disentuhkan secara bersilang pada jari teman. Sambil bernyanyi;
Si-solasi.. pattupat tupattumi malluma lummalumi.. dem dem dem demm
Seterusnya ketika sudah pada lagu dem dem, maka dig anti dua jari, tiga jari, empat jari, lima jari, dengan tangan mengepal, dan semacamnya dengan menyanyikan lagu yang sama sampai selesai.
v  Bil katthok
jenis permainan: permainan ini dimainkan oleh banyak orang, minimal tiga sampai dengan jumlah berapapun tak nentu. Property yang dimainkan adalah bekas genting yang hancur. Caranya ada satu yang jaga tempat sambil lalu menyusun genting-genting itu menjadi satu kesatuan, kemudian pemain yang lainnya bersembunyi. Lalu pemain yang sudah menyususn genting baru mencari teman mainnya dengan tanpa melalaikan genting yang disusunnya, karena takut ada pemain lain yang merobohkannya dan itu nantinya ia akan jaga lagi di tempat. Setelah di dapati satu pemain, maka ialah yang nantinya akan menjaga tempat itu. Tetapi harus ditemukan semua teman lainnya yang bersembunyi oleh pemain pertama.
v  Salodur kesot
Jenis permainan: di lakukan oleh 5 orang atau lebih. 2 orang berperan sebagai penjaga pintu yakni duduk jongkok membelakangi pemain lainnya (memberi celah ditengah untuk lewat), kemudian pemain lainnya mencoba lewat di antara pemain keduanya (pintu) dengan hati-hati, sedangkan kedua pemain yang berjaga pintu mengibaskan tangannya untuk menangkap pemain lainnya. Secara bergantian pemain lainnya melewati pintu dengan tanpa suara agar tidak di tangkap, jika ditangkap berarti ia telah kalah.

v  Pahlawan refolusi
Jenis permainan: dilakukan oleh dua orang yang saling berhadapan untuk memainkan tangannya mulai dari bersalaman, melakukan tos, dan kreasi bersalaman lainnya sembari bernyanyi:
Tanpa jelas pahlawan refolusi yang bernama jenderal ahmad yani, dia gugur di daerah Jakarta yang bernama lubang buaya.. sungguh kejam engkau PKI telah membunuh jenderal kami.. bunga-bungaa.. ditaburkan.. di makamkan di Kalimantan..
v  Cuklak suweng
Jenis permainan sama seperti jung-gunjung konce.
Cuplak-cuplak suweng.. suwenge terngaleter.. mambu ketundu gunde pak gempo lere-lere.. sopo ngoyo deli ake.. sir-sirpong kedeli kopong.. sir-sirpong kedele kosong..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar