Rindu dan
benci, bagaimana bisa menepis. Aku telah jujur pada hatiku, namun tidak dengan
keadaanku yang serba memaksa. Pilihan untuk jatuh cinta lagi sebenarnya tidak
akan menyelesaikan rasaku.aku akan tetap mengaku bahwa aku juga rindu. Tapi dia
siapa? Haha.. bangun! Dia itu tetap menjadi mimpiku. Anganku. Khayalku.
Bayangku. Doaku. Bla.. bla.. bla.. blaa..
Aku rindu
memeluk al QurĂ¡n dengannya. Shalat tepat waktu dengannya. Berjumpa di sepertiga
malam dengannya. Shiyam dengannya. Menghafal ayat suci tuhan dengannya meski
itu sulit, dia adalah..
Lelaki yang
ingin kutunjukkan pada ibu, bahwa padanya aku akan baik-baik saja
Lelaki yang
akan ku perkenalkan pada sahabat-sahabatku, bahwa dia adalah sosok yang ingin
aku tunjukkan di hari bahagiaku..
Lelaki yang
ingin ku tunjukkan pada tuhanku, bahwa dengannya aku ingin menyempurnakan
separuh agamaku..
Lelaki yang
ingin sekali aku berdiri di belakang shaf-nya sebagai makmum..
Tapi itu
terlalu tinggi kan yah..
Tuhan itu suka
yang pelan-pelan tapi pasti. Sedikit tapi istiqomah. Jika aku terus berharap,
bukankah aku telah mengingkari nikmat tuhan berupa bahagiaku hari ini? Sedang
ma sha Allah sekali.. yang ia beri untukku membuatku lagi, lagi dan lagi jatuh
cinta..
Tuhan, temani
aku yah.. dengan pelan mengikhlaskan. Dengan pelan aku kembali melangkah pada
tujuan umi dan bapakku untuk menjadi perempuan shaliha sebagai tabungannya di
Syurga.. aku ingin membahagiakan yang membahagiakanku. Membahagiakan yang tak
bahagia. Membahagiakan yang telah bahagia. Hingga aku pantas menjadi yang
paling membahagiakan untuk yang memilikiku kelak.
Kamu..
Andai
selamat tinggal tak perlu ku ucapkan untukmu, maukah kau ucapkan doa untuk
bahagiaku meski bukan denganmu. Yah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar